FISIOGNOMI STRUKTUR VEGETASI MARGA Shorea spp. DI KATU’AN KAMANDRAI’EN DESA JAWETEN KABUPATEN BARITO TIMUR SEBAGAI UPAYA KONSERVASI IN-SITU

Jaya, Fadtra (2025) FISIOGNOMI STRUKTUR VEGETASI MARGA Shorea spp. DI KATU’AN KAMANDRAI’EN DESA JAWETEN KABUPATEN BARITO TIMUR SEBAGAI UPAYA KONSERVASI IN-SITU. Sarjana (S1) thesis, Universitas Palangka Raya.

[thumbnail of Cover + Dapus Fadtra Jaya.pdf] Text
Cover + Dapus Fadtra Jaya.pdf

Download (477kB)
[thumbnail of Skripsi Fadtra Jaya Fulltext.pdf] Text
Skripsi Fadtra Jaya Fulltext.pdf

Download (1MB)

Abstract

Populasi meranti (Shorea spp.) di habitat alaminya telah mengalami penurunan akibat eksploitasi, deforestasi, dan konversi lahan. Katu’an Kamandraien adalah kawasan hutan adat kedamangan suku Dayak Maanyan yang berada di Desa Jaweten, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Terdapat keberadaan meranti di kawasan hutan adat tersebut, dan populasinya tertekan akibat aktivitas illegal logging. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Fisiognomi struktur vegetasi meranti yang dikaitkan dengan upaya konservasi in-situ. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif eksploratif melalui pendekatan kuantitatif-kualitatif. Sampling area dilakukan secara purposive sampling. Analisis Fisiognomi dan populasi meranti dilakukan melalui pembuatan petak ukur dengan intensitas sampling sebesar 0,05%, berukuran 20 x 20 m2 berjumlah 9 petak. Petak ukur tersebar di Stasiun A, B, dan C. Upaya konservasi dilakukan dengan pendekatan strategis melalui penegasan tiga pilar hutan adat, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat. Diperoleh dua jenis meranti yaitu, Shorea balangeran dan S. stenoptera, dengan total 170 individu (137 individu S. balangeran, dan 33 individu S. stenoptera). Hasil analisis Fisiognomi dan populasi melalui Dispersi Morisita menunjukan distribusi S. balangeran dan S. stenoptera mengelompok (Id M > 0). Hasil analisis Indeks Dominansi menunjukan bahwa S. balangeran adalah jenis meranti paling mendominasi, terutama pada strata pohon (0,75). Struktur tegakan meranti menunjukan tegakan terbesar pada jenis S. balangeran strata pohon (11,16/Ha). Upaya konservasi in-situ meranti difokuskan pada revegetasi S. stenoptera, karena jenis ini memiliki individu paling sedikit dibandingkan S. balangeran. Pemberlakuan hukum adat Dayak Maanyan juga diperlukan untuk mempertegas tiga pilar hutan adat yaitu, hutan konservasi, lindung, dan produksi. Tiga pilar hutan adat kemudian diimplementasikan dalam bentuk aksi nyata melalui program edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Gagasan pemberdayaan masyarakat dengan membuat mitra program Komunitas Anak Dayak Maanyan (KOMANDAN) dan Community Nursery (CN). Implementasi kedua program ini diharapkan mampu memberikan kontribusi gagasan konservasi di kawasan Katu’an Kamandraien Desa Jaweten.

Item Type: Thesis (Skripsi, Tesis dan Disertasi) (Sarjana (S1))
Keywords / Kata Kunci: Fisiognomi, Struktur, Shorea spp., Konservasi in-situ
Subjects: Biologi
Ilmu Lingkungan
Kehutanan
Fakultas / Prodi: FMIPA > Biologi (S1)
Depositing User: Fadtra Jaya
Date Deposited: 19 Nov 2025 03:15
Last Modified: 19 Nov 2025 03:15
URI: http://repositori.upr.ac.id/id/eprint/4029

Actions (login required)

View Item
View Item